๐Ÿ– Bagaimana Kondisi Sel Inang Pada Saat Daur Litik Dan Lisogenik

Adadua cara replikasi virus yaitu daur litik dan daur lisogenik. Meskipun media yang digunakan oleh virus masuk dan keluar dari sel induk berbeda-beda, tapi mekanisme dasar pengadaannya sama untuk semua virus. ekor berkontraksi sehingga ekor tertarik ke dalam sel. Ketika ujung inti ekor sampai pada membran plasma sel bakteri, DNA yang 10Perbedaan Siklus Litik Dan Lisogenik. Perbedaan Siklus Litik Dan Lisogenik - Dalam hal ini melakukan reproduksi dan replikasi virus membutuhkan inang berupa lingkungan sel hidup, inang sel hidup diperoleh virus dengan cara menginfeksi sel hewan, sel tumbuhan, sel bakteri atau sel manusia. Dalam proses infeksi ini virus dapat melakukannya Profagehanya akan bereplikasi ketika asam nukleat sel inang bersintesis dan melakukan pembelahan. Profage ikut membelah ketika DNA bereplikasi, sehingga jumlah profage akan sama dengan jumlah DNA hasil replikasi sel inang. (memasuki daur litik) Pada saat kondisi lingkungan buruk, profage yang semula tenang dan tidak merusak akan menjadi Keduasiklus ini juga memiliki sejumlah perbedaan, mulai dari tahapannya hingga durasi terjadinya masing-masing siklus. Siklus litik (daur litik) dan siklus lisogenik (daur lisogenik) adalah dua siklus reproduksi yang dapat dilakukan oleh virus. Untuk melakukan reproduksi, virus memerlukan inang karena mereka tidak memiliki perlengkapan seluler SiklusHidup virus lisogenik Langkah Kedua: Memasukan virus. Setelah virus bisa masuk mereka dapat mengakses sel inang target. Protein virus berinteraksi dengan protein permukaan inang selama entri. Langkah pertama adalah melampirkan, adalah ketika partikel virus secara fisik melekat pada inang. Selanjutnya, virus menciptakan lubang di membran Halini tentunya menjadi perbedaan siklus litik dan lisogenik yang mendaur ulang virus yang ada. Apabila sel inang berkembangbiak, maka genetik virus akan mewariskan kepada sel yang dihasilkan. Virus ini juga bisa melakukan daur lisogenik ketika mampu untuk aktif dan juga akan melakukan siklus litik. Hal tersebut bisa terjadi lantaran dipicu . Bagaimana Kondisi Sel Inang Pada Saat Daur Litik Dan Lisogenik โ€“ Kalimat 400-500 kata dengan judul Bagaimana Kondisi Sel Inang Pada Saat Daur Litik Dan Lisogenikโ€™ Sel inang adalah sel yang dapat diinvasi oleh virus. Proses invasi ini dapat menyebabkan perubahan kondisi sel inang, terutama saat daur litik dan lisogenik. Pada daur litik, sel inang akan mengalami perubahan yang signifikan. Proses ini dimulai ketika virus memasuki sel inang dan menyebabkan kondisi yang disebut infeksi lysogenic. Selama infeksi ini, virus akan mengubah struktur dan fungsi sel inang. Pada saat infeksi lysogenic, virus akan menyebar ke seluruh sel inang dan memasuki DNA sel inang. Virus ini kemudian akan mengintegrasikan gen-gennya ke dalam DNA sel inang, yang akan mengubah cara sel inang mengkode protein dan mengatur metabolisme. Virus ini juga akan memicu pengeluaran protein tertentu oleh sel inang yang akan membantu virus berkembang biak. Setelah proses infeksi lysogenic, virus akan memicu aktivasi daur litik. Aktivasi ini akan menyebabkan sel inang mengeluarkan virus replikasi yang akan menginvasi sel lain di lingkungan sekitarnya. Selama daur litik, sel inang akan mengalami modifikasi struktur dan fungsi, yang akan membuatnya cenderung lebih rentan terhadap infeksi virus. Selain itu, daur litik juga akan menyebabkan sel inang menjadi lebih rentan terhadap penyakit. Hal ini dikarenakan virus yang menginvasi sel inang dapat mengubah sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh tidak lagi dapat melawan infeksi. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti pilek, influenza, dan sebagainya. Setelah daur litik, virus dapat masuk ke dalam daur lisogenik. Pada daur lisogenik, virus akan tetap berada di dalam sel inang tanpa menimbulkan efek yang berarti. Virus ini tidak akan menginvasi sel lain di lingkungan sekitarnya dan tidak akan memicu pengeluaran protein tertentu sehingga tidak akan memicu infeksi. Kondisi sel inang saat daur litik dan lisogenik bisa berbeda-beda. Pada daur litik, sel inang akan mengalami perubahan struktur dan fungsi yang dapat menyebabkan sel inang rentan terhadap berbagai penyakit. Namun, pada daur lisogenik, virus akan tetap berada di dalam sel inang tanpa menimbulkan efek yang berarti. Kedua daur ini akan mempengaruhi kondisi sel inang dan kemampuannya untuk melawan infeksi virus. Siklus litik daur litik dan siklus lisogenik daur lisogenik adalah dua siklus reproduksi yang dapat dilakukan oleh virus. Untuk melakukan reproduksi, virus memerlukan inang karena mereka tidak memiliki perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri. Pada sel inangnya, virus baru bisa memperbanyak dirinya dengan menjalani siklus litik atau siklus lisogenik. Mari kita kenali lebih jauh seputar kedua siklus reproduksi virus ini. Siklus litik Siklus litik adalah salah satu siklus yang dianggap sebagai metode utama dalam reproduksi virus. Saat virus menginfeksi bakteri bakteriofag, mereka akan membajak sistem molekuler sel untuk menghasilkan keturunan. Daur litik diakhiri dengan pecahnya sel kematian sel yang terinfeksi dan kemudian melepaskan virus peranakan. Pada gilirannya virus baru akan menyebar dan menginfeksi sel lainnya. Tahap-tahap siklus litik Berikut adalah penjelasan seputar tahap-tahap siklus litik sebagai metode reproduksi virus. 1. Absorpsi perlekatan Pada tahap absorpsi, partikel virus virion akan menempelkan ekornya pada permukaan sel yang menjadi inang. Virus melekat pada reseptor, yaitu protein khusus pada membran plasma inang yang mengenali virus. 2. Penetrasi Pada tahap penetrasi, virus akan menembus membran sel dan masuk ke sitoplasma, misalnya dengan mendegradasi sel menggunakan enzim tertentu. Setelah dinding sel melemah, materi genetik virus DNA akan meninggalkan kapsid dan disuntikkan ke dalam inti sel inang. Untuk mencegah terdeteksi oleh sistem kekebalan, materi genetik ini terkadang bisa melingkar untuk meniru bakteri. 3. Transkripsi Pada tahap transkripsi, virion akan mengambil alih proses biologis sel, lalu memulai mekanisme transkripsi untuk menghasilkan fag phage dan protein yang diperlukan virus untuk melakukan reproduksi. 4. Replikasi atau sintesis Fase replikasi atau sintesis merupakan fase di mana sel inang menghasilkan profag genom virus secara terus-menerus melalui tiga tahap Fase replikasi awal protein virus mencegah terjadinya pembentukan protein bakteri inang. Fase replikasi tengah asam nukleat virus ditranskripsi. Fase replikasi akhir kepala dan ekor virus peranakan diproduksi. Pada fase ini, sel juga dapat memproduksi komponen virus, yaitu asam nukleat dan protein, untuk kapsid. 5. Perakitan pematangan Fase perakitan merupakan fase penyusunan asam nukleat dan protein virus menjadi virion yang utuh. Virion menjalani proses pematangan menjadi fag virus dewasa, yang dilengkapi dengan kepala dan ekor. 6. Fase litik Terakhir, terjadi fase litik di mana sel dinding kemudian dipecah oleh enzim virus. Fase ini menyebabkan tekanan osmotik yang menyebabkan pecahnya dinding sel bakteri. Sebagai konsekuensinya, semua virion dewasa terlepas ke sekelilingnya, dan kemudian menginfeksi bakteri baru untuk bereplikasi. Baca JugaCiuman Menularkan HIV, Benarkah Penularan HIV Melalui Air Liur Dapat Terjadi?Ebola Kembali Merebak di Afrika, Indonesia Tidak Terancam13 Penyebab Demam pada Anak dan Cara Mengatasinya Siklus lisogenik Siklus lisogenik adalah siklus reproduksi virus yang melibatkan integrasi asam nukleat virus ke dalam genom sel inang sehingga menciptakan profag prophage. Virus tidak menghancurkan sel dalam siklus lisogenik. Bakteri terus hidup dan bereproduksi secara normal, sementara materi genetik di dalam profag kemudian ditransmisikan ke sel anak bakteri. Tahap-tahap siklus lisogenik Berikut adalah penjelasan mengenai tahap-tahap siklus lisogenik sebagai metode reproduksi virus. 1. Absorpsi dan infeksi Pada tahap absorpsi dan infeksi, virus akan menempel di tempat yang spesifik pada sel bakteri untuk melakukan infeksi. 2. Penetrasi Pada tahap penetrasi, genom virus berintegrasi atau bergabung ke dalam sel inang. 3. Penggabungan Pada tahap penggabungan, genom virus bergabung atau berinteraksi ke dalam genom sel untuk membentuk profag. 4. Replikasi Pada tahap replikasi, polimerasi DNA sel inang akan menyalin kromosom inang. Sel kemudian akan membelah, sementara kromosom virus ditransmisikan ke sel anak. Genom virus di dalam profag bisa semakin bertambah apabila sel bakteri terus-menerus mengalami pembelahan. Perbedaan sikus litik dan lisogenik Sementara itu, berikut adalah beberapa perbedaan daur litik dan lisogenik yang bisa diidentifikasi. DNA virus tidak terintegrasi pada siklus litik, sementara pada siklus lisogenik terjadi integrasi DNA virus ke dalam DNA sel inang. DNA inang pada daur litik terhidrolisis, sementara DNA inang pada siklus lisogenik tidak terhidrolisis. Perbedaan siklus litik dan lisogenik juga dapat dilihat dari tidak adanya tahap profag pada siklus litik, sementara siklus lisogenik mengalaminya. Replikasi DNA virus pada siklus litik terjadi secara independen, sementara pada lisogenik terjadi bersama DNA inang. Siklus litik terjadi dalam waktu singkat, sementara lisogenik dapat memakan waktu yang lebih lama. Mekanisme seluler diambil alih oleh genom virus pada daur litik, sementara mekanisme seluler sel inang mengalami gangguan oleh genom virus pada daur lisogenik. Itulah penjelasan dan perbedaan mengenai siklus litik dan lisogenik. Pada beberapa kasus yang jarang terjadi, genom virus pada siklus lisogenik dapat terpisah dari profag dan memasuki siklus litik. Akan tetapi, belum jelas apa yang memicu terjadinya pemisahan tersebut. Gejala umum yang menjadi pemicunya adalah hormon, tingkat stres tinggi adrenalin, dan energi bebas di dalam sel yang terinfeksi. Apabila Anda memiliki pertanyaan seputar masalah kesehatan, Anda bisa bertanya langsung dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh aplikasi SehatQ sekarang di App Store atau Google Play. Dalam hidup, kita tidak selalu sehat. Ada kalanya sakit dan membutuhkan satu dua obat sekaligus istirahat yang cukup. Penyebabnya pun beragam seperti bakteri, virus, dan lain sebagainya. Beberapa virus yang hinggap di tubuh manusia membutuhkan perawatan khusus dan intensif. Beberapa lainnya hanya membutuhkan istirahat yang cukup dan perawatan sederhana. Virus-virus dalam tubuh manusia berkembang dengan beberapa cara seperti siklus litik, siklus lisogenik, dan sebagainya. Dalam tulisan ini akan dibahas lebih detail mengenai siklus lisogenik. Grameds dapat menyimak sekaligus memperoleh rekomendasi buku untuk membantu belajar biologi. Konsep dan Ciri-Ciri VirusStuktur dan Pengelompokkan Virus1. Kepala2. Kapsid3. Isi Tubuh atau Virion4. EkorPerbedaan Virus dan Bakteri 1. Ukuran2. Susunan Kimiawi3. Tempat Hidup4. Mutasi5. Cara Berkembang BiakKonsep Siklus Lisogenik1. Adsorpsi dan Penetrasi2. Tahap Penggabungan3. Tahap Pembelahan4. Tahap Sintesis5. Tahap Perakitan6. Tahap LisisKonsep dan Tahapan Siklus Litik 1. Adsorpsi2. Penetrasi3. Replikasi4. Perakitan5. LisisPerbedaan Siklus Lisogenik dan Siklus LitikCara Mencegah Sekaligus Mengatasi Infeksi Virus1. Memaksimalkan Sistem Imun2. Vaksin3. Minum Obat Antivirus4. Menjalani Gaya Hidup SehatBuku Best Seller NovelArtikel Terkait Siklus Konsep dan Ciri-Ciri Virus Virus merupakan organisme terkecil yang ada di dunia. Ia dapay menginfeksi makhluk hidup seperti manusia, tumbuhan, hewan, jamur, dan bakteri. Infeksi virus dapat mengakibatkan penyakit baik skala ringan maupun berat bagi manusia. Dalam buku Dunia IPA 3A untuk Kelas 3 SD karya Drs. H. Oanut, dkk, virus merupakan makhluk hidup yang tidak termasuk dalam kelompok hewan ataupun tumbuhan. Ia dapat menyebabkan berbagai macam penyakit baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Virus juga dapat didefinisikan sebagai suatu organisme yang mampu menggandakn atau menyebarkan diri dengan misi menginfeksi organisme lainnya. Kemudian, akan memberikan dampak bagi kehidupan organisme lainnya. Organisme tersebut akan berpotensi mengalami suatu penyakit. Ia hidup dan mempervanyak diri dengan menumpangi organisme lain. Jika virus masuk ke dalam sel inang. Kemudian memasukkan sejenis materi genetik ke dalam sel inang dan mengambil alih fungsi sel inang tersebut. Untuk lebih memahami virus, Grameds dapat menyimak beberapa ciri-ciri virus yang dirangkum dari laman Berikut rinciannya. Hanya memiliki bahan genetik RNA atau DNA saja. Tidak memiliki sel atau bersifat aseluler. Berukuran lebih kecil dari bakteri. Memiliki bentuk yang bervariasi. Hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron. Dapat dikristalkan. Memerlukan asam nukleat untuk berkembang biak. Tidak memiliki sitoplasma. Tidak melakukan aktivitas metabolisme. Stuktur dan Pengelompokkan Virus Virus terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut. 1. Kepala Kepala virus berisi DNA atau RNA yang menjadi bahan genetik kehidupannya. Kepala virus berisi asam nukleat. Untuk virus berstruktur bakteriofag asam nukleatnya berupa DNA. Fungsinya sebagai pengendali virus. 2. Kapsid Kapsid merupakan bagian dari kepala virus yang diselubungi oleh protein. Ia tersusun dari unit protein yang disebut dengan kapsomer. Fungsi utamanya sebagai pemberi bentuk sekaligus melindungi virus dari kondisi lingkungan yang merugikan bagi virus tersebut. 3. Isi Tubuh atau Virion Isi tubuh virus adalah bahan genetic berupa asam nukleat DNA atau RNA. Jenis asam nukleat pada virion akan memberikan pengaruh bentuk tubuh virus. Virion dapat berupa RNA yang biasanya dimiliki virus yang menyerupai kubus, bulat, atau polihedral. 4. Ekor Virus memiliki ekor yang berfungsi sebagai tempat untuk melekatkan diri pada sel inang atau sel organisme lain yang ditumpangi. Pada bagian ekor terdiri dari selubung ekor, serabut ekor, dan lempengan dasar. Di setiap ujung serabut ekor terdapat reseptor yang berfungsi sebagai penerima rangsangan. Virus memiliki beragam bentuk dan variasi. Namun, apapun bentuk dan variasinya tetap dapat menginfeksi manusia dan makhluk hidup lainnya. Melanisr dari laman berikut pengelompokkan virus berdasarkan bentuknya. Heliks atau bentuk tangga spiral. Contoh virus berbentuk heliks yaitu virus mosaik tembakau. Ikosahedral, atau bentuk hampir lingkaran. Envelope, yakni virus yang dikelilingi membran lipid. Ia termasuk virus dengan amplop tersebut, yakni HIV dan virus influenza. Bentuk lain, misalnya virus dengan kombinasi heliks dan icosahedral. Perbedaan Virus dan Bakteri Virus dan bakteri memiliki sejumlah perbedaan sebagai berikut. 1. Ukuran Virus memiliki ukuran berkisar antara 20-300 nm. Ukuran tubuhnya lebih kecil daripada bakteri yang umumnya berukuran lebih besar dari nm. Tidak hanya itu, virus hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron ME. Sedangkan, bakteri mampu dilihat dengan mikroskop cahaya. 2. Susunan Kimiawi Bakteri memiliki susunan kimiawi terdiri dari RNA, DNA, dan protein. Sedangkan, susunan kimiawi virus terdiri dari satu inti berupa satu molekul RNA atau DNA saja. Umumnya, pada bakteri terdapat enzim untuk pertukaran atau metabolisme sementara virus tidak memilikinya. 3. Tempat Hidup Bakteri merupakan organisme yang mampu hidup dalam sel atau jaringan hidup ataupun mati. Sementara, virus hanya mampu hidup dalam sel atau jaringan hidup inang seperti hewan atau manusia. Bakteri mampu hidup di dalam sel intraseluler ataupun di luar sel ekstraseluler namun, virus hanya mampu hidup secara intraseluler. 4. Mutasi Bakteri tidak memiliki daya mutasi atau yang biasa disebut dengan daya untuk mengubah sifat antigennya. Di sisi lain, virus memiliki daya mutase yang dapat terjadi secara spontan. Misalnya ketika radiasi atau diolah dengan bahan kimia tertentu. 5. Cara Berkembang Biak Bakteri berkembang biak dengan cara belah pasang binary fission. Sedangkan, virus berkembang biak melalui serangkaian tahapan, yakni infeksi, viroeksis, pinositosis, dan fase eclipse. Jika sel inang mati maka virus pun akan mati. Sedangkan, bakteri mampu hidup sebagai saprofit meskipun sel inang telah mati. Siklus lisogenik merupakan siklus reproduksi virus yang melibatkan integrase asam nukleat virus ke dalam genom sel inang sehingga menciptakan profag prophage. Sistem kerja virus ini tidak dengan menghancurkan sel dalam siklus lisogenik. Ia akan terus hidup dan bereproduksi secara normal. Sementara itu, materi genetik di dalam profag akan ditransmisikan ke asal anak bakteri. Lebih ringkasnya, siklus lisogenik memiliki tahapan yang hampir sama dengan siklus litik. Perbedaannya terletak pada caranya menyisipkan dirinya. ia tidak menghancurkan sel inang, tetapi berintegrasi dengan DNA inang. Jika sel inang membelah asam nukleat virus akan ikut membelah dan menyisip pada DNA inang. Siklus lisogenik ditemukan oleh Andre Lwoff pada 1950. Adapun virus yang menggunakan siklus lisegenik adalah virus HIV yang menyebabkan penyakit Acquired Immunodeficiency Syndrom AIDS. Tahapan Siklus Lisogenik Siklus lisogenik terdiri dari beberapa tahapan sebagai berikut. 1. Adsorpsi dan Penetrasi Pada atahap adsorpsi dan penetrasi, virus akan menempel pada permukaan sel inang dengan reseptor protein yang spesifik. Kemudian akan menghancurkan membrane sel dengan enzim lisozim. Virus akan melakukan penetrasi pada sel inang. Caranya dengan menyuntikkan materi genetik yang ada pada asam nukleatnya ke dalam sel. 2. Tahap Penggabungan DNA virus masuk ke dalam tubuh bakteri dan terjadi penggabungan antara DNA bakteri dengan DNA virus. DNA tersebut berbentuk kalung yang tak berujung pangkal terputus. Kemudian, DNA virus akan menyisip di antara DNA bakteri yang terputus. Lalu, terbentuklah rangkaian DNA utuh yang telah terinfeksi atau tersisipi DNA virus. 3. Tahap Pembelahan DNA virus yang telah tersambung dengan DNA bakteri membuat DNA virus tidak dapat bergerak. Keadaan tersebut disebut dengan profag. Ketika DNA bakteri melakukan replikasi sel secara langsung maka profag pun akan melakukan replikasi. Hal tersebut dikarenakan DNA virus bergabung dengan DNA bakteri. Demikian juga, ketika sel bakteri mengalami pembelahan. Secara langsung, dua anak sel bakteri yang mengandung profag tersebut juga ikut mengalami pembelahan. Sehingga, jumlah profag sama dengan jumlah bakteri sel inangnya. 4. Tahap Sintesis Pada kondisi lingkungan tertentu, profag menjadi aktif. Profag bisa saja memisahkan diri dengan DNA bakteri sekaligus merusak DNA bakteri. Kemudian, menggantikan peran DNA bakteri dengan DNA virus untuk sintesis protein yang fungsinya sebagai kapsid untuk virus-virus baru dan replikasi DNA. 5. Tahap Perakitan Pada tahap perakitan kapsid-kapsid virus utuh sebagai selubung virus. Setelah kapsid virus utuh maka akan diisi dengan DnA hasil replikasi. Kemudian, terciptalah virus-virus baru. 6. Tahap Lisis Pada tahap litik, dinding bakteri akan pecah dan virus berhamburan keluar. Kemudian akan menyerang bakteri lain. Konsep dan Tahapan Siklus Litik Siklus litik merupakan proses reproduksi virus yang dilakukan dengan memperbanyak diri atau replikasi di dalam tubuh inang. Kemudian, menghancurkan tubuh inang tersebut. Virus yang memperbanyak diri dengan siklus litik akan melakukan penetrasi ke inang. Ketika di dalam tubuh inang, virus akan memperbanyak diri. Kemudian, keluar dari inang. Setelahnya, sel inang akan mengalami lisis atau pecah. Siklus litik terjadi setelah melalui beberapa tahap berikut ini. 1. Adsorpsi Adsorpsi merupakan tahap penempelan dari partikel virus atau virion pada sel inang yang sesuai. 2. Penetrasi Penetrasi merupakan tahapan injeksi asam nukleat virus ke dalam sel inang. Virus akan melubangi membrane plasma sel inang dan dinding sel, jika ada menggunakan enzim seperti lisozim pada bakteriofage. 3. Replikasi Pada tahap replikasi terjadi penduplikatan atau virus memperbanyak diri dengan menggunakan asam nukleat dalam tubuhnya. 4. Perakitan Pada tahap perakitan, virus akan membentuk tubuh mereka. Pada tahap ini, kapsid yang telah terbentuk pada tahap sintesis akan mulai diisi dengan asam nukleat yang telah tereplikasi sehingga menjadi virus yang utuh. 5. Lisis Pada tahap lisis, terjadi pelepasan partikel virus yang telah matang. Perbedaan Siklus Lisogenik dan Siklus Litik Siklus litik dan lisogenik memiliki beberapa perbedaan, selain cara menumpang kepada inangnya. Berikut beberapa perbedaanya yang dilansir dari laman DNA virus tidak terintegrasi pada siklus litik, sementara pada siklus lisogenik terjadi integrasi DNA virus ke dalam DNA sel inang. DNA inang pada daur litik terhidrolisis, sementara DNA inang pada siklus lisogenik tidak terhidrolisis. Perbedaan siklus litik dan lisogenik juga dapat dilihat dari tidak adanya tahap profag pada siklus litik, sementara siklus lisogenik mengalaminya. Replikasi DNA virus pada siklus litik terjadi secara independen, sementara pada lisogenik terjadi bersama DNA inang. Siklus litik terjadi dalam waktu singkat, sementara lisogenik dapat memakan waktu yang lebih lama. Mekanisme seluler diambil alih oleh genom virus pada daur litik, sementara mekanisme seluler sel inang mengalami gangguan oleh genom virus pada daur lisogenik. Cara Mencegah Sekaligus Mengatasi Infeksi Virus Kita sebagai manusia dapat mencegah terjangkit virus tertentu sekaligus mengatasi bila virus telah terlanjur menjangkiti tubuh. Berikut beberapa cara mencegah dan mengatasi infeksi virus yang dirangkum dari laman 1. Memaksimalkan Sistem Imun Tubuh akan merespons serangan virus dengan dideteksi terlebih dahulu oleh sistem kekebalan tubuh. Kemudian sistem imun akan membantu tubuh untuk bertahan dan memulihkan diri. Proses perlawanan tersebut disebut dengan RNA interference atau interferensi DNA. Tujuannya untuk memecah materi genetic virus. Ketika proses tersebut terjadi maka sistem imun akan menghasilkan antibodi khusus yang mampu berikatan dengan virus. Sehingga, harapannya, virus tersebut tidak menular. Adapun sel T dari tubuh juga akan berusaha menghancurkan virus tersebut. Hanya saja, berbagai jenis virus dpaat menghindari perlawanan ini, seperti HIV dan virus-virus neurotropik. Virus neurotropik merupakan virus yang menyerang sel-sel saraf dan memengaruhi struktur sistem saraf pusat. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh virus neurotropik adalah rabies, polio, gondok, dan campak. 2. Vaksin Vaksin menjadi cara paling efektif dan mudah untuk mencegah infeksi virus. Vaksin dapat dilakukan dengan beberapa metode berikut ini. Protein virus yang disebut antigen. Antigen merangsang tubuh untuk membentuk antibodi yang akan melawan infeksi di masa depan dari virus yang sama. Virus yang dilemahkan langsung seperti imunisasi untuk polio. 3. Minum Obat Antivirus Jika infeksi karena bakteri dapat diatasi dengan antibiotik. Sementara infeksi virus diobati dengan obat antivirus. Ia bekerja dengan cara menghambat kemampuan virus untuk bereproduksi. Seperti infeksi HIV, influenza, hepatitis B dan C dapat ditangani dengan obat antivirus. 4. Menjalani Gaya Hidup Sehat Pola hidup memberikan pengaruh pada tubuh. Ia mampu mencegah virus yang menyerang tubuh. Metabolisme tubuh yang stabil mampu menurunkan risiko terkena penyakit kronis atau meninggal dunia di usia muda. Berikut beberapa langkah pola hidup sehat yang dapat dilakukan untuk mencegah virus. Perhatikan asupan makanan Kurangi konsumsi alkohol Tidak merokok Olahraga secara teratur Lakukan kegiatan yang disukai ePerpus adalah layanan perpustakaan digital masa kini yang mengusung konsep B2B. Kami hadir untuk memudahkan dalam mengelola perpustakaan digital Anda. Klien B2B Perpustakaan digital kami meliputi sekolah, universitas, korporat, sampai tempat ibadah." Custom log Akses ke ribuan buku dari penerbit berkualitas Kemudahan dalam mengakses dan mengontrol perpustakaan Anda Tersedia dalam platform Android dan IOS Tersedia fitur admin dashboard untuk melihat laporan analisis Laporan statistik lengkap Aplikasi aman, praktis, dan efisien

bagaimana kondisi sel inang pada saat daur litik dan lisogenik